JAKARTA.SawalaNews.com | Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali berharap peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-94 pada 28 Oktober 2022 mendatang tak sekedar peringatan serimonial. Menpora Amali berharap acara tersebut dijadikan momentum untuk menumbuhkan semangat dan merawat NKRI.
“Peringatan HSP ini adalah peristiwa yang tidak boleh kita lupakan, apa yang terkandung didalamnya, menurut saya tidak sekedar seremonial dari tahun ke tahun. Makna dari Peringatan HSP adalah mengingatkan kembali jangan pernah lelah merawat NKRI,” kata Menpora Amali saat wawancara bersama VOI.ID di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (11/10).
Menurut Menpora Amali, momentum HSP ke-94, dilaksanakan di tengah situasi bangsa yang baru terlepas dari pandemi. Kemudian situasi ekonomi global yang tak menentu dan tidak kepastian yang luar biasa.
“Yang paling utama adalah mengingatkan kita semua khususnya anak muda, bahwa jika tidak ada kejadian 28 Oktober 1928 mungkin kita tidak seperti sekarang, itu harus selalu kita ingatkan,” tutur Menpora Amali.
“Dengan tekad bersatu saat itu maka jadilah Proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk anak-anak muda karena mungkin mereka tidak mengalami kemudian dengan suasana yang ada sekarang, tugas kita mengingatkan untuk tidak boleh lelah menjaga kebhinekaan kita karena kita berasal dari latar belakang yang sangat beragam,” pinta Menpora Amali.
“Contohnya, di negara yang mungkin bahasanya hanya satu, sukunya tidak banyak tetapi sampai saat ini masih bertikai, masih berperang (Uni Soviet dan Yugoslavia). Itu yang harus kita ingatkan dan selalu kita beri pemahaman kepada anak-anak kita kaum milenial, Gen Z,” urai Menpora Amali menambahkan.
Menpora Amali berharap momentum HSP ini diisi dengan sesuatu yang sesuai dengan kekinian. Bukan caranya yang diharapkan tetapi semangatnya.
“Jika dikaitkan dengan suporter maka juga relevan. Karena itu adalah suporter dari klub Indonesia, saudara kita sebangsa setanah air. Harusnya kita tidak boleh bermusuhan gara-gara pilihan dan dukungan kepada klub, urusan itu hanya berlangsung 90 menit tidak perlu harus diperpanjang,” papar Menpora tegas.
“Jadi, semangat Sumpah Pemuda, semangat kebhinekaan kita, dan semangat persatuan kita harusnya menjadi inspirasi sebagai anak-anak muda kita yang menjadi suporter. Jadi tidak ada lagi musuh, tidak boleh menjadikan lawan pendukung klub yang menjadi lawan klub kita itu juga menjadi musuh kita,” ujarnya.
“Mudah-mudahan momentum HSP ini kita jadikan juga untuk mempersatukan anak-anak muda yang menjadi suporter fanatik dari masing-masing klub. Tujuannya adalah menjadi satu negara yang makmur, aman, tertib, damai dan sentosa,” urai Menoira Amali menambahkan lagi.
“Kita harus bersyukur kita berada dalam satu kesatuan yang utuh walaupun dengan latar belakang yang berbeda dan ini harus terus dirawat. Makna dari Peringatan HSP adalah mengingatkan kembali jangan pernah lelah merawat NKRI. Maka hentikan semua perbedaan jika sedang ada kegiatan setelah itu sudah, stop jangan diterus-teruskan (permusuhan),” pungkas Menpora Amali.(**)